Virtual Event yang Efektif

Di masa pandemi seperti ini, virtual event makin berjamur. Saya ingat beberapa bulan lalu, saat virus covid-19 pertama kalinya terkonfirmasi ada di Indonesia, di saat itu masyarakat masih bebas beraktivitas namun tetap was-was. Setelah beberapa minggu berlalu, keputusan PSBB dibuat, tiba-tiba Instagram saya tiap sore dan malam penuh dengan Instagram Live. Selang berapa hari kemudian, makin bertambah virtual event via platform lain seperti Zoom. Tapi sebenernya apa sih fungsinya membuat virtual event dan apakah hanya ada Zoom dan Instagram Live? Nah di sini saya akan bahas lebih jauh.

  1. Goal
    Pertama-tama kamu harus identify dulu tujuanmu as an individual or business itu mau ngapain, apakah untuk branding, atau untuk sales, atau generate leads, atau bisa juga untuk engagement, dan banyak lah tujuan lainnya.
  2. Target Audience
    Kalau sudah tau goalnya, dan target audiencenya, lalu kamu harus menyesuaikan kebutuhan tersebut dengan platform yang ada. Sebagai contoh, untuk Instagram Live secara fitur membantu kamu untuk mengkomunikasi brand atau kontenmu lebih luas, terutama saat kamu melakukan Spit Screen Live Streaming dengan akun lain. Tapi agak sulit untuk generate leads ataupun sales. Untuk kamu yang tujuannya nambah followers, engagement, atau branding, ini menjadi pilihan tepat.
  3. Pilih platform yang sesuai
    – Kalau kamu butuh leads, kamu bisa menggunakan platform video conferencing seperti ZOOM, Cisco Webex, Microsoft Teams, GoToMeeting (ada juga versi webinarnya), atau Google Meet. Kenapa kamu bisa dapat leads melalui ini? Karena acara yang kamu buat bisa tertutup dengan hanya memberikan akses link kepada yang mendaftar. Untuk mendaftar kamu bisa gunakan platform formulir seperti Survey Monkey, Google Form, Typeform, dan lain-lain.
    – Nah sedangkan yang bertujuan untuk sales, tergantung lagi nih produknya seperti apa. Jika produknya service, saat membuat kegiatan di platform video conferencing sebenarnya kamu bisa membuat itu jadi paid event sih, jadi otomatis mendapatkan pemasukan. Atau kalau yang dijual adalah produk, maka kamu bisa buat semacam flash sale di platform manapun. Tapi flash sale ini baiknya sudah dibuat sistem flow yang memudahkan customer. Misal berikan link e-commerce, link marketplace yang digunakan, atau kode khusus hanya bagi spesifik individu yang melakukan hal tertentu.
    – Juga perlu dibedakan bahwa ada platform untuk meeting dan webinar dengan fitur yang berbeda. In general meeting bisa komunikasi dua arah secara langsung yang artinya bisa mendengar suara dan melihat video dari berbagai pihak. While webinar in general bentuknya lebih satu arah, di mana si pembuat acara hanya akan berbicara dengan pengisi konten, lalu audience bisa interaksi hanya melalui teks.
  4. Topik dan pengisi konten
    Jangan lupa penentuan pembicara maupun konten menjadi hal yang penting. Ada baiknya melakukan brainstorming topik yang sesuai, lalu buat daftar jejaringanmu yang kiranya bisa membantu menjadi narasumber atau pemberi konten di virtual event mu. Pastinya hal ini akan memberikan efek pada result yang diharapkan juga.
  5. Tools pemanis yang gak kalah penting
    Satu hal lagi adalah, kamu bisa membawa video conferencing ini ke berbagai social media channels mu seperti Youtube, Facebook, maupun Instagram Live. Ada berbagai tools yang bisa di explore mulai dari OBS, Yellowduck, Xsplit, dan lain-lain.

Jadi untuk buat Virtual Event ini sebenernya gampang-gampang susah, selain butuh strategi yang tepat, kita juga butuh keahlian dalam penggunaan berbagai platform dan tools yang ada. Mau belajar lebih banyak? Yuk ngobrol langsung, bisa isi data diri di sini.

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s